Oleh:
Rufinus Madai
Realitas Papua menunjukkan ada dua pihak (TNI/POLRI dan TPN/OPM) yang
mempertahankan diri untuk mengadakan perlawanan siap menang dan siapa kalah dan
pada ujung-ujungnya mengorbankan warga Papua yang tidak bersalah. Dan kenyataan
ini warga Papua selalu mengalami ketegangan, kekhawatiran dan ketakutan,
bahkan terjadi pengorbanan yang disebabkan oleh kedua belah pihak tersebut.
Kedua pihak baik (TNI/POLRI maupun TPN/OPM) yang saling
menrongrong setiap saat. Sehingga tiada ungkapan kata “damai” di mulut warga
Papua. Secara logis dikatakan bahwa, dalam wilayah tertentu rakyat
sipilnya mengatakan “damai” berarti di dalamnya pasti ada kekacauan atau
konflik yang diciptakan oleh pihak-pihak tertentu. Hal itulah yang terjadi di
Papua, maka rakyat Papua selalu hidup dalam situasi kekacauan dan konflik, maka
mereka selalu mengharapkan kedamaian.
Dengan melihat kenyataan itu, ada berbagai pihak seperti Jaringan Damai Papua (JPD), Demominasi Agama, LSM, HAM Papua . pihak-pihak ini memahami bahwa setiap pribadi di
dalam dirinya ada
unsur hakiki yang selalu diidam-idamkan bahwa dihargai, dihomati,
dilindungi dan serta mengarapkan kedamaian hidup
dari berbagai bentuk kejahatan, dengan demikia, para pemerhati merasa bahwa, harus dihapuskan segala bentuk konflik yang merugikan orang
lain, mengacaukan kehidupan sesama, memecahkan kebersamaan dan keharmonisan
hidup bersama.
Pihak-pihak itu, mengharapkan suatu kedamaian dalam hidup bersama,
dan pada akhirnya mengarah pada membangun suatu persaudaraan dan
persekutuan yang utuh dalam kehidupan bersama dalam keberagaman (budaya,
suku,ras, sosial dan agama), dan semua orang merasakan bahwa pentinglah hidup
dalam kebhinneka tunggal Ikan sebagai satu Warga Negara (Indonesia), sehingga
semua warga mengalami kedamaian, akhirnya membentuk satu-kesatuan sebagai satu
bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Dengan berdasarkan pemahaman itu, beberapa
pihak yang berhati untuk kedamaian di Papua sebagai bagian dari NKRI, maka
mereka menyurakan Dialog harus segera terjadi atau dimulai.
Pihak-pihak dari berbagai dedominasi agama-agama yang ada di
Papua, Jaringan Damai Papua (JPD), LSM, HAM Papua, dan dan pihak-pihak
lain yang mengutamakan, setiap saat selalu menyuarakan kedamaian dalam
hidup bersama. Dengan demikian, tiada kedamaian tanpa membuka diri, melihat
bersama, membicarakan bersama, dan memecahkan bersama segala bentuk konflik
yang terjadi di Papua secara berkepanjangan ini. Maka itu mereka berkomitmen
untuk segera berhenti segala bentuk kejahatan yang diciptakan oleh pihak
TNI/Polri dan TPN/OPM dengan cara melalui berdialog antara kedua pihak yang
bertikai ini, dan yang di dalamnya akan dimediasi oleh pihak ketiga.
Tujuannya dari dialog tersebut adalah, kedua bela pihak dapat membuka diri untuk mengampaikan
penyimpangan-penyimpangan dan harapan-harapan mereka secara
terbuka.
Sejauh tidak disatukan oleh pemerintah pusat kedua bela pihak
tersebut untuk saling membuka dan menyampaikan hal-hal tadi, maka kedua belah
pihak tetap saja saling mengrongrong, saling memusuhi, dan saling membunuh
secara berkelanjutan.
Selagi tidak diadakan dialog maka akibatnya warga Papua yang tidak
bersalah itulah yang mengalami ketidaknyamanan dan mengalami korban. Karena
setiap saat ada kekacauan dan konflik yang diciptakan oleh kedua bela pihak
(TNI/Polri dan TPN/OPM).
Dapat diketahui bahwa, adanya tindakan-tindakan dari kedua belah
pihak TNI/Polri dan TPN/OPM menjadi penghambat segala bentuk pembangunan di
Papua, maka akibatnya, kebanyakan orang selalu berteriak bahwa kami miskin di
atas Tanahnya sendiri, ditindas, dianiaya, ditangkap dan dibunuh baik secara
nyata maupun misterius tanpa diketahui pelaku.
Bahkan sampai saat ini Otonomi Khusus sudah ada, namun pembangunan
tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan pemerintah pusat dan daerah. Maka
itu, harus melihat sebabnya bahwa mengapa terjadi semua kejadian sehingga
pembangunan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah pusat,
pemerintah dan seluruh warga Papua.
Penyebab kemacetan ini, tidak perlu cari jauh-jauh, karena yang
menciptakan situasi Papua jadi tidak bangun karena kedua belah pihak itu setiap
saat saling menrongrong sehingga orang selalu berada dalam situasi pun terjadi
ketidakdamaian. Dengan demikian, Para pihak pemerhati, membuka ruang untuk
berdialog sebagai tawaran kepada Jakarta supaya dapat menyatukan kedua bela
pihak. Dan pada akhirnya warga Papua mengalami kedamian dan segala aspek
pembangunan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkannya oleh Pemerintah Pusat
maupun warga Papua.
Kalau Jakarta melihat warga Papua adalah bagian dari NKRI, jangan
membiarkan rakyat menderita sampai terlarut-larut. Caranya adalah satu saja,
yaitu mempertemukan kedua belah pihak yang selalu menciptkan konflik ini dengan
jalan dialog terbuka. Kalau tidak melakukan dengan cara dialog itu, sulit
menemukan dan mempersatukan kedua belah pihak yang selalu bertikai, karena
kedua bela pihak ini diibaratkan anjing dan kucing, maka cara yang terbaik
untuk mempertemukan kedua bela pihak ini hanya dengan cara dialog secara ketat,
artinya mpengawalan yang dimediasi oleh pihak ketiga, dengan harapan dapat
menyelesaian dengan cara yang bermartabat. Agar terwujudlah Papua tanah Damai.
Akibat dari kedua belah pihak ini juga, menciptakan warga
Papua terjadi perpecahan, dengan ungkapan-ungkapan yang tidak manusiwi bahwa
kamu pendatang – kami Papua, membentuk watak orang menjadi emosional.
Melahirkan warga Papua menjadi emosi karena ada yang mencipkan situasi yang
tidak aman. Itulah penyebabnya kedua belah pihak selalu saling mengronrong yang
mengarah pada warga Papua yang menjadi korban. Siapa yang bisa menahan siatuasi
seperti itu, pasti saja semua orang merasakan rasa emosi dan tidak menerima
sehingga pihak korban menguncapkan kata-kata yang tidak enak, dan mereka
merasakan ketidakterimaan sebagai warga Indonesia.
NKRI Sebagai Negara yang besar jangan membiarkan pembiaran
terhadap rakyatnya, karena di mata orang lain (Negara Lain), Negara kita
dipandang sebagai Negara yang tidak punya prilaku moral,tidak hukum, tidak
punya undang-undang dan tidak punya hak-hak asa manusia (HAM), karena Negara
tidak mampu mengelesaikannya. Maka dari sebuah akibat itu, rakyat Papua sering
dan kadang mengunkapkan kata “Papua Merdeka”.
Serta akibat dari itu, bukan saja dialami oleha rakyat Papua,
melaikan di pihak pemeritahan daerah pun mengalami hal yang sama, bahwa uang
yang dianggarkan melalui APBD maupun Otsus untuk merancang pembangunan
tidak sesuai dengan amanatnya. Maka itu pemerintah pusat jangan berpikir bahwa
para pejabat menikmati uang bermillyaran yang dikucurkan setiap tahun,
melainkan ada penyebab yang selalu menghambat kemacetan untuk membangun Papua.
Penyebabnya sangat jelas bahwa kedua belah pihak selalu menrongrong sehingga
situasi menjadi tegang dan takut secara fisik, mental maupun spikologis sebagai
manusia. Pada akhirnya uang yang digunakan sesuai amanat itu macet ditengah
pelaksanaan pembangunan sehingga dinyatakan hangus. Maka pemerintah pusat
(Jakarta) jangan mempertanyakan dan mengatakan para pejabat Papua korupsi
sementara Jakarta tidak meilhat akar permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakat.
Pemerintah pusat jangan heran juga kalau Pemerintah Papua tidak
membangun daerah secara efisien sesuai amanat yang ditetapkan. Hal itu
merupakan kegagalan pemerintah pusat terhadap pemerintah Papua. Semua kegagalan
terjadi karena pemerintah pusat belum melihat akar atau penyebab permasalahan
yang terjadi di Papua selama ini.
Baik TNI/Polri maupun TPN/OPM, kedua-duanya sama-sama mengganggu
semua roda pemerintahan dalam menjalankan pembangunan, karena kedua belah pihak
itu sebagai penggangu dan penhancur ketananan dan keamanan Papua yang
sebagaimana bagian Timur dari Negara Indonesia. Maka dari itu, kalau pemerintah
Pusat (Jakarta) merasa bahwa Papua adalah salah satu negara bagian Timur dari
NKRI, maka langkah apa yang diambil? Mampukah pemerintah pusat menyatukan kedua
belah pihak yang selalu mengganggu roda pembangunan Papua dan menggangu
ketahanan dan keamanan NKRI bagian Timur ini?
Dengan kegagalan Pemerintah Pusat dalam merealisasikan harapan
rakyat Papua untuk menyelesaikan semua persoalan di Papua, maka rakyat tidak
percaya lagi kepada pemerintah Pusat. Maka langkah apa yang diambil supaya
rakyat Papua merasa aman dan damai serta merasakan kami juga adalah bagian dari
Negara RI. Jalan satu-satunya yang dapat dipikirkan adalah bagaimana pemerintah
pusat meyatukan kedua belah pihak yang selalu mengrongrong di tengah rakyat
ini.
Mengingat akan hal pendekatan kedua bela pihak ini, ada banyak
cara, seperti dengan cara Dialog yang dimediatasi oleh pihak ketiga, atau cara
lain pemerintah pusat langsung datang ke Papua untuk menemui dan mendengar
harapan rakyat papua untuk menyelesaikan dan menyatukan kedua bela pihak
(TNI/Polri maupun TPN/OPM). Cara apapun yang digunakan Pemerintah pusat
semuanya baik, yang penting pemerintah pusat mampu mendengar harapan mereka dan
harapan rakyat Papua. Tujuan adalah menciptakan Papua tanah damai demi
membangun pembangunan secara merata di setiap sektor kehidupan masyarakat.
Untuk mencapai Papua tanah Damai, sangat dibutuhkan keterbukaan
antara pemerintah pusat, pihak yang tertikai, serta dengan masyarakat. Namun
disadari bahwa yang pertama memulai keterbukaan adalah pemerintah pusat untuk
memudahkan penyatuan kedua bela pihak yang bertikai. Dari situ mudah menyatukan
secara tidak langsung, maka terciptalah Papua tanah damai. Karena kesaling
rongrong kedua belah pihak dan konflik di Papua adalah satu paket. Pendek
kata saling rongrong maka terjadi konflik Papua di tengah rakyat.
Mencapai tujuan itu, dialog merupakan salah satu cara yang sangat
baik untuk dilakukan pemerintah pusat sebagai salah satu cara pendekatan
untuk menyatukan kedua bela pihak yang selalu bertikai itu dan saling
menggorong-rongron. Dengan demikian, Dialog adalah cara keterbukaan dan membuka
diri untuk menyatukan semua elemen yang ada. Karena dialog sangat diharapkan
oleh semua orang yang ada di Papua, baik dari unsur agama, budaya, suku dan
ras. Harapannya bagi semua elemen adalah tercipta Papua tanah Damai sebagai
warga neraga Indonesia (NKRI).
Kalau pemerintah pusat (jakarta) belum memahami konsep dialog,
harus melihat dan membaca pengertian Dialog, cara-cara dialog, prinsip-prinsip
dialog, dan konsep-konsep dialog dari berbagai ilmuan, filsuf, sosiolog,
antropolog dan dari berbagai Negara yang dibahas tentang dialog. Dengan
demikian, masyarakat sangat mengharapkan dialog harus terjadi dialog oleh pihak
mana saja yang mempunyai hati demi kenyamanan dan kedamaian di Papua.
Rakyat Papua sangat mempertanyakan kenapa dialog yang dirancang
dan ditawarkan oleh berbagai pihak tidak ditanggapi oleh pemerintah. Apakah
Jakarta membiarkan dan tidak ditanggapi dialog yang ditawarkan itu, ada tujuan
yang tersembunyi untuk memusnakan rakyat Papua? Atau memang itu merupakan suatu
kebodohan dari para penguasa Negara dan jajarannya?
Pemerintah Pusat (Jakarta) jangan heran juga, bahwa masyarakat
sudah meracuni perasaan emosional untuk menuntut kemerdekaan Bangsa Papua dan
setiap saat berteriak bahwa kami miskin, dipinggirkan, dilupakan, dibuang,
dibelakangi, serta sebagai perasan tidak enak dalam benak mereka, membuat tindakan
ane-ane yaitu demo sana-sini, naik bintang kejora sana-sini. Supaya tidak
terjadi keanehan-keanehan ini, dan segera melaksanakan dan mensukseskan Dialog
yang dirancang oleh berbagai pihak pemerhati Papua.
Dengan melihat berbagai peristiwa ini, ada pihak-pihak seperti
dedominasi Agama, Tokoh Adat, Jaringan Papua Damai (JPD), LSM, Komnas HAM
Papua, Para pihak intelektual, dan Para pemerhati nilai kemanusiaan, mereka
berharap dan berkomitmen segera hentikan berbagai konflik yang mengganggu
tatanan hidup bersama dengan cara segera melakukan DIALOG dengan tujuan
terciptanya kedamaian di atas Tanah Papua yang menjadi bagian dari NKRI.
Dengan segala harapan dan komitmen dari berbagai pihak pemerhati
Papua Tanah damai menaruh harapan besar bahwa, mampukah Pemerintah Pusat
(Jakarta) menanggapi, melakasanakan, dan meujudkan Papua Tanah Damai, karena
Papua adalah bagian dari NKRI?.
DIALOG yang diinginkan para pihak pemerhati Papua Tanah Damai
adalah dialog yang melandaskan atas Cintah Kasih, persaudaraan, kesetiaan, dan
kepercayaan yang mengarah pada penyatuan persamaan martabat manusia,
penghormatan dan perlindungan nilai-nilai kemanusiaan sebagai warga Negara
Indonesia.
Dialog yang mengutamakan hal-hal itu dengan tujuan, membongkar
tembok pemisah antara pihak-pihak yang bertikai. Membongkar konflik yang
mengamar diri dengan tujuan menciptakan konflik, membongkar jurang kebencian,
membongkar jurang kekecewaan, membongkar perasaan emosional, membongkar
kekacauaan, membongkar penghambat pembangunan, membongkar uang bermilliyaran
yang tidak ada jejaknya, membongkar pelampisan emosi yang menjadi menrongrong
persatuan dan kesatua sebagai satu Negara NKRI. Pada akhirnya melalui DIALOG
ini, saling membuka dan menyampaikan segala kekecewaan dan harapan yang
selama ini menyimpang dalam diri masing-masing pihak sehingga kedua bela pihak
maupun semua warga Papua berdamai, bersatu dan pada akhirnya menjadi subjek
pembangunan. Itulah para pemerhati selalu dan mengaharapkan sehingga
menyuarakan, memperjuangkan, serta mengedepankan segera melakukan dialog.
Rakyat Papua sungguh menyadari diri bahwa mereka adalah bagian
dari NKRI, maka mereka menaruh harapan besar kepada pemimpin Negara (Presiden
RI, SBY) maupun jajaran pemerintahan sebagai pemegang kekuasaan Negara, tidak
membiarakan untuk semua masalah tertimpah kepada warga Papua sebagai akibat
dari kedua bela pihak yang selalu menciptakan Papua menjadi gudang konflik yang
berkelanjutan.
Dengan demikian, mari kita wujudkan harapan kita bersama sebagai
warga NKRI melalui keterbukaan, pertemuan, kepercayaan, dukungan, cinta kasih,
adil, damai dan dialogis demi menjaga keutuhan NKRI.
Akhir kata: Salam Indonesia dan salam kepada orang-orang yang
mengidam-idamkan akan rakyat Indonesia yang aman, adil, benar dan sejahtera. Di situlah akan ditemukan keutuhan negara
Republik Indonesia. Mari kita mendorong dan
mewujudkan dialog Damai.
Penulis adalah Mahasiswa STFT “Fajar Timur”, Abepura-Jayapura-Papua
0 komentar:
APA YANG ANDA TERPIKIRKAN DI BENAK,DENGAN ARTIKEL DI ATAS INI...
TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DI BAWAH INI.... !